Sabtu, 09 Mei 2015

Tradisi Menyambut Bulan Suci Ramadhan


Menyambut Ramadhan
By; Satria saputra

Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam) dan merupakan bulan yang penuh berkat, penuh rahmat, penuh pengampunan serta punya banyak kelebihan. Dengan kelebihan-kelebihan inilah masyarakat menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh suka cita yang dilakukan dalam berbagai cara yang unik hingga menjadi sebuah tradisi.
Tak terkecuali masyarakat Prov. Jambi, mereka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan menggelar kompetisi perang-perangan dengan mengunakan meriam yang dibuat dari bambu atau bedil buluh.
Dulu, tepat di pinggir sungai Batanghari di kawasan kompleks percandian Muaro Jambi, puluhan anak berkumpul untuk menyaksikan rekan-rekan mereka yang ikut serta dalam permainan perang-perangan dengan meriam bambu atau bedil buluh dalam bahasa setempat. Permainan ini terdiri dari beberapa kelompok, biasanya terdiri dari 4 (empat) kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 (empat) orang anak, sebelum bertanding biasanya masing-masing kelompok diwajibkan untuk menyanyikan yel-yel supaya bersemangat dalam bertanding. Nah, kelompok dengan yel-yel terbaik akan mendapat hadiah berupa buku bacaan tentang Nabi-nabi yang diberikan oleh kakak-kakak pemuda setempat.

Bermain meriam bambu atau bedil buluh ini memang sangat mengasyikan, namun bila kita tidak terbiasa, permainan ini dapat mengakibatkan bulu mata menjadi keriting karena jarak yang tidak ideal antara mata dengan lubang api pada saat kita ingin menghidupkan meriam bambu tersebut. Meski berbahaya, namun anak-anak tersebut cukup cekatan dan berhati-hati dalam melakukan permainan ini.

Tradisi perang meriam bambu sendiri dimaksudkan sebagai pertanda, sebulan penuh saat bulan Ramadhan, umat muslim di seluruh dunia akan melakukan perang melawan hawa nafsu dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Tak jauh beda dengan daerah lain, selain mempersiapkan diri untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan, di Merlung juga beragam tradisi menyambut bulan yang ditunggu-tunggu umat muslim di seluruh dunia ini. Sungguh terasa apabila bulan suci itu akan segera tiba. Masyarakat mempersiapkan segala sesuatu untuk kenyamanan beribadah di bulan Ramadan, seperti membenah Masjid, Langgar, Surau bahkan tempat-tempat umum seperti jalan-jalan menuju masjid yang diterangi dengan lampu.

Dentuman bedilpun baik terbuat dari bambu ataupun kaleng bekas ikut menyemarak menyambut kedatanag Bulan Suci Ramadhan, tak terkecuali colok (obor) dan lilin dipasang di halam rumah, perlengkapan arak- arak sahurpun disiapkan.

Namun sayang, itu hanyalah kenangan masa lalu semata, berbeda dengan saat ini tradisi-tradisi asli Provinsi Jambi makin hari kian terkikis karena perkembangan zaman. Dunia modern seolah-olah memaksa kepergian tradisi itu. Padahal, sudah  sepatutnya kita terutama generasi muda menjaga dan melestarikan nilai-nilai tradisi tersebut.

Para generasi muda saat ini sangat memprihatinkan, mereka lebih memilih menghabiskan waktu-waktu luangnya dengan hal-hal yang tidak berguna dengan bermain video game dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar